Banten

Politik

Parlemen

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Keamanan

Nasional

Olahraga

Dunia

Opini

Galeri

Gaya Hidup

Budaya

Pendidikan

Kesehatan

Calon Dewan

Info haji

Indeks

Fokus pada Kesehatan Mental Anak, Ganjar Diminta Rancang Program Pencegahan

Laporan: Raja Media Network
Kamis, 14 September 2023 | 21:30 WIB
Calon Presiden, Ganjar Pranowo. Foto: IST
Calon Presiden, Ganjar Pranowo. Foto: IST

RMBanten.com - Dalam wawancaranya bersama Rhenald Khasali, Calon Presiden (Capres), Ganjar Pranowo menceritakan pengalamannya bertemu dengan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang berhasil pulih dan menginisiasi platform mengenai kesehatan mental.

Bahkan, saat masih menjadi Gubernur Jateng, Ganjar pernah menyatakan ingin menjadikan persoalan kesehatan mental menjadi perhatian pemerintah sacara nasional.

Fokus Ganjar mengenai kesehatan mental anak, rupanya diapresiasi Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Diah Setia Utami.

Dia secara tegas, meminta Ganjar merancang secara rinci program-program untuk merawat kesehatan mental di kalangan anak muda.

"Iya, memang ini (kesehatan mental) kan sebelumnya sudah menjadi perhatian yang cukup lama. Cuma memang harus membuat terobosan-terobosan yang berorientasi pada mencegah, terutama untuk pencegahan," ucap Diah dalam keterangannya.

Menurut Diah, kesehatan mental merupakan problem yang tergolong kompleks. Pencegahannya harus sedari dini, bahkan ketika anak-anak masih dalam kandungan.

"Kemudian dari kecil dari sekolah dasar itu harus ada tentang penanaman kesehatan jiwa. Guru-guru perlu diberikan perkembangan anak dan bagaimana saat  usia kritisnya seorang anak itu sudah mulai," kata Diah. 

Tanpa pengawasan sejak dini, menurut Diah, anak-anak potensial mengidap gangguan kesehatan mental. Jika tak segera diatasi, bukan tak mungkin problem kesehatan mental bisa menjurus pada kekerasan dan tindak kriminal. 

"Banyak kasus anak muda yang kesehatan mentalnya terganggu itu jadi begal dan tawuran. Akhirnya, mereka menjadi anak bermasalah hukum (ABH). Tapi, kita perlu tahu tidak semua bisa diselesaikan dengan masalah hukum karena ini terkait masalah psikososial," ujar Diah.

Lebih jauh, Diah mengatakan program-program untuk menjaga kesehatan mental juga tak bisa sembarangan dibuat, Lembaga dan kementerian perlu menjalin sinergi. 

"Persoalan ini kompleks. Semua harus bergerak. Semua kementerian harus ikut terlibat, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak. Kementerian Sosial Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan, semestinya mereka buat satu SKB atau pedoman yang sama untuk turunan program di masing-masing instansi," ucap Diah.

Problem kesehatan mental bisa bermuara pada banyak hal, termasuk di antaranya di antara mengancam upaya mencapai Indonesia Emas pada 2045.rajamedia

Komentar: