Alumni UIN ’97 Tak Lupa Yatim: Bukan Soal Jumlah, Ini Soal Cinta yang Ikhlas!

RMBANTEN.COM - Ciputat, Tangsel – Suasana haru membanjiri Aula Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Sabtu (5/7). Raut wajah bahagia anak-anak yatim menyambut tangan-tangan alumni UIN angkatan 1997 (IKALUIN '97) yang datang membawa satu hal paling mahal di dunia ini: kasih sayang yang tulus.
Mereka bukan datang dengan baju seragam organisasi. Mereka datang sebagai manusia yang mengingat masa lalu, menengok masa depan, dan peduli pada mereka yang ditinggal orang tuanya.
Puluhan Anak Yatim Disambut Seperti Keluarga
Sekitar 50 dari 100 anak yatim yang diundang hadir menerima tanda kasih dari alumni UIN '97. Tidak ada hingar-bingar. Tidak ada panggung megah. Yang ada hanyalah silaturahmi, pelukan hangat, dan sapaan yang membesarkan hati.
_1751894406.jpg)
Ketua Umum IKALUIN ‘97, Hena Rustiana, berdiri di depan podium dengan suara yang bergetar. Penuh empati, ia bicara seolah mewakili semua ibu, semua ayah, yang khawatir pada nasib anak-anaknya jika kelak tiada.
“Andai saya meninggal dunia dan bisa mengirim surat kepada orang-orang di sekitar keluarga dan anak-anak saya, mungkin saya akan bilang: Tolong perhatikan anak-anak saya. Perlakukan mereka dengan baik.”
Bukan Seremonial, Ini Soal Keikhlasan
Tahun lalu, mereka menyantuni 200 anak. Tahun ini, hanya 70. Tapi mereka tidak patah arang.
“Ini bukan soal angka, tapi tentang kesinambungan cinta,” tegas Hena.
Dana yang terkumpul memang tak sebesar biasanya, tapi tak menyurutkan niat mereka untuk tetap hadir dan berbagi.
“Kita bisa menjadi faktor pelindung ketika anak-anak ini sedang dalam krisis karena kehilangan,” ucap Hena, lirih namun dalam.

Dibalut Kesederhanaan
Hadir pula sejumlah tokoh yang ikut larut dalam nuansa kekeluargaan dan kepedulian:
1. Muhibuddin - Kemenag RI
2. Badrusalam - Ketua Harian IKALUIN Pusat/Anggota DPRD Kota Tangsel
3. Aktivis perempuan Rita Fitria - Istri Gubernur Lemhannas/Ketum IKALUIN
4. Cing Ikah - Ketua PKK Kota Depok
5. Anung Indra Kumara - Pejabat Pemkot Tangsel
6. Dahlan Jawahir - Tokoh Pemuda Cilandak
Tak ada sekat, semua duduk bersama, membaur dengan anak-anak yatim dan para alumni yang kini sudah berkiprah di banyak bidang.

Warisan Sosial yang Tak Akan Mati
Bagi IKALUIN ‘97, ini bukan sekadar kegiatan tahunan. Ini adalah warisan sosial. Jejak kebaikan yang mereka harap terus hidup, tak cuma sebagai kenangan, tapi sebagai doa dari anak-anak yatim.
“Kami ingin meninggalkan jejak kebaikan, bukan hanya untuk nama. Tapi untuk doa yang terus hidup dari mulut anak-anak yatim yang kami bantu,” kata Hena dengan mata berkaca.
Alumni, Donatur, dan Doa yang Diam-diam Menjaga
Hena juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh alumni dan donatur. Katanya, bukan soal berapa jumlah uang yang disumbang. Tapi cinta dan niat baik yang menyertainya.
“Ketika kita menolong anak yatim, sejatinya kita sedang menyiapkan doa terbaik untuk keluarga kita sendiri.”
Catatan Redaksi:
Kalau alumni kampus mau peduli seperti ini, yakin deh, bangsa ini nggak bakal kekurangan tangan yang merawat, pikiran yang jernih, dan hati yang tulus.
Alumni UIN ’97 sudah membuktikan: kampus bukan cuma tempat cari ijazah, tapi tempat membangun cinta yang berlanjut jauh—bahkan sampai ke anak-anak yang kehilangan.
Pendidikan | 4 hari yang lalu
Nagara | 2 hari yang lalu
Parlemen | 4 hari yang lalu
Nagara | 6 hari yang lalu
Pulitik Jero | 2 hari yang lalu
Hukum | 2 hari yang lalu
Pendidikan | 1 hari yang lalu
Nagara | 3 hari yang lalu
Ékobis | 5 hari yang lalu