Banten

Parlemen

Politik

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Olahraga

Calon Dewan

Nasional

Dunia

Gaya Hidup

Opini

Dinkes Kabupaten Serang 'Gercep' Tangani Permasalahan Kesehatan di Masyarakat

Laporan: Tim Redaksi
Senin, 06 Mei 2024 | 05:19 WIB
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti. (Foto: Repro)
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti. (Foto: Repro)

RMBANTEN.COM - Serang - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang melakukan penanganan persoalan kesehatan yang terjadi di masyarakat.

Penanganan dilakukan secara cepat (gercep) dan melalui mekanisme yang terarah.

Salah satu yang sedang menjadi perhatian yakni terkait laporan adanya penularan penyakit Pertusis atau Batuk Rejan di Kabupaten Serang.

Penyakit tersebut sering kali menyerang bayi dan balita dan dapat berakibat fatal bagi penderitanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan sebanyak 12 kasus pertusis di Kabupaten Serang.

"Dari total kasus tersebut, 6 diantaranya ada di Kecamatan Bojonegara," ujarnya.

Menurut Istianah, berdasarkan hasil pemeriksaan, diketahui jika mereka yang terkena penyakit Pertusis ini belum melakukan imunisasi dasar lengkap.

“Kasus pertusis ini ada dua kasus dia baru umur sebulan, belum jadwal imunisasi dia sudah kena. Ini mencerminkan Pertusis ini tingkat penularannya cukup tinggi, ke dua memang kekebalan kelompoknya belum terbentuk,” jelasnya.

Dikatakan Istianah, ada sejumlah gejala yang muncul ketika seseorang terkena penyakit Pertusis mulai dari demam hingga batuk terus menerus.

Imunisasi

Untuk mengatasi persoalan kesehatan itu, Dinkes melakukan upaya untuk mengantisipasi penularan penyakit Pertusis.

Salah satunya memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk melakukan imunisasi dasar lengkap lantaran mampu memberikan kekebalan secara spesifik terhadap kuman penyebab penyakit.

“Imunisasi ini sangat penting karena untuk mencegah penyakit yang dapat mengakibatkan kematian ataupun kecacatan seperti Polio. Ini upaya preventif supaya bayi balita terlindungi dari penyakit berbahaya dan mematikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Istianah, saat ini ada sebanyak 14 jenis antigen yang dapat diberikan dari mulai usia bayi hingga dewasa untuk mengantisipasi penularan penyakit berbahaya dan mematikan.

“Mayoritas diberikan saat bayi hingga Baduta. Saat ini untuk mencapai imunisasi dasar lengkap ada sampai Baduta karena ada antigen baru. Lalu ada juga imunisasi yang diberikan kepada wanita yang sedang masa subur,” jelasnya.

Dinkes kata Istanah,  meminta agar masyarakat tidak lagi menolak adanya imunisasi lantaran pentingnya manfaat imunisasi untuk anak-anak.

Selain itu, ia memastikan antigen yang digunakan sidah tersertifikasi halal dan diproduksi di dalam negeri.

“Imunisasi ini adalah hak anak, hak untuk sehat, hak untuk mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya. Jangan sampai program pemerintah yang dimaksudkan untuk memberikan kekebalan, perlindungan pada anak ini ditolak oleh masyarakat,” pungkasnya. (adv)

rajamedia

Komentar: