Banten

Parlemen

Politik

Hukum

Ekbis

Peristiwa

Olahraga

Calon Dewan

Nasional

Dunia

Gaya Hidup

Opini

Jelang Nataru, Forkompinda Kabupaten Serang Soroti Empat Isu Strategis

Laporan: RMN
Jumat, 09 Desember 2022 | 05:43 WIB
Rakor Forkompinda Kabupaten Serang membahas peringatan Natal dan tahun baru/
Rakor Forkompinda Kabupaten Serang membahas peringatan Natal dan tahun baru/

RMBanten.com, Kabupaten Serang - Ada empat isu strategis menjelang libur natal 2022 dan tahun baru 2023 yang menjadi sorotan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Serang.

Empat isu strategis itu terungkap dalam Rakor Forrkopimda) abupaten Serang di di Pendopo Bupati Serang pada Kamis, (8/12) kemarin.

“Ada (empat) isu strategis yang harus ditangani bersama secara koordinatif,” ujar Wakil Bupati (Wabup) Serang Pandji Tirtayasa.

Menurut Wabup mengatakan rapat Forkopimda sendiri untuk mengoordinasikan, menyatukan persepsi, menyatukan langkah dan tindakan terkait isu strategis yang dihadapi pada Bulan Desember 2022 dan jelang tahun baru 2023.

Dijelaskan Pandji empat isu strategis tersebut terkait frekuensi arus lalu lintas menjelang libur natal dan tahun baru pada titik objek wisata khususnya wisata Pantai Anyar dan Cinangka, terkait proyek nasional geothermal di Kecamatan Padarincang, ancaman bom bunuh diri seperti yang terjadi di Polsek Astana Anyar Bandung, dan terkait Covid-19.

Lebih lanjut Pandji menyampaikan, Kabupaten Serang adalah daerah lintasan yang kemungkinan ada orang menyebrang ke Pulau Sumatera, kemudian juga mempunyai destinasi wisata.

Jelang akhir tahun ini, kata Pandji banyak orang yang memanfaatkan libur natal tahun baru itu untuk mengejar objek wisata pantai.

“Kita antisipasi titik kemacetan dimana, kalkulasi berapa frekuensi per hari lalu lintas kendaraan roda empat berapa, roda dua berapa, kita harus punya kalkulasi disitu,” katanya.

“Biasanya itu terjadi pada Desember tanggal 23 sampai 26, kalau tahun barunya dari 29 sampai tanggal 1 itu terjadi frekuensi. Itu masalah isu strategis dan krusial yang harus ditangani tahun baru ini,” lanjut Pandji.

Kedua, kaitan geothermal adalah proyek strategis nasional yang memanfaatkan potensi panas bumi di Kabupaten Serang.

Meski sudah sudah berjalan sejak Tahun 2016 namun sampai saat ini belum berhasil dilakukan karena ada penolakan dari beberapa kelompok masyarakat.

“Kenapa kita rapat koordinasi karena ini proyek strategis nasional, ini bukan hanya tugas TNI saja, tapi semua institusi pemerintah untuk mengamankan proyek ini,” ucapnya.

Karenanya, sebut Pandji, pihaknya juga komunikasi dengan pihak Kementerian Investasi agar di koordinasikan di tingkat pusat meliputi Kejaksaan Agung (Kejagung), Kapolri, Kementerian Agama (Kemenag) dan semua instansi pusat yang ada di daerah agar pusat menginstruksikan kepada instansinya yang ada dibawah untuk sama sama mengamankan program ini.

“Jangan sampai dibebankan pada satu instansi atau pada pemda saja, tidak bisa. Kita juga tidak ingin ada friksi dengan masyarakat ketika masyarakat belum memahami tentang arti penting proyek strategi nasional geothermal ini,” ungkapnya.

“Makanya perlu diyakinkan kepada masyarakat secara persuasif, ajak bicara dari hati kehati, saya yakin masyarakat bisa. Karena awalnya salah pendekatan sehingga akhirnya mereka terluka hatinya,” tambahnya.

Ketiga, berkaitan dengan kejadian bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung, harus diwaspadai.

"Mereka melakukan teror ke instansi polisi itu sebetulnya untuk menunjukkan bahwa mereka masih eksis, masih ada," ujarnya.

“Dengan menyerang Polres sebagai instansi penegak hukum dia berharap akan booming, akan terjadi rasa ketakutan dan kekhawatiran. Ini menjadi warning bagi kita Kabupaten Serang hal seperti itu bukan hal mustahil terjadi di Kabupaten Serang,” tegasnya.

Empat, terkait Covid-19. Kata Pandji, ini tetap menjadi perhatian karena ada trend peningkatan untuk segera di antisipasi.

"Melakukan tracking, yang terkena segera di eliminasi, dibatasi ruang geraknya. Termasuk juga polio, walau terjadi di Sigli, tetap harus di waspadai," ujarnya.

“Polio itu boleh dikatakan penyakit yang sudah hilang di Indonesia. Tapi kok muncul lagi, polio itu sama dengan stunting ketika orang kena polio dia tidak bisa diharapkan lagi masa depannya,” demikian tutup Pandji Tirtayasa.rajamedia

Komentar: